selamat datang di blog saya dan jangan lupa follow

Kamis, September 09, 2010

Menjelang Hari pembakaran Al-Quran 11 september

Koordinator Gerakan Peduli Pluralisme 
Damien Dematra
JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Koordinator Gerakan Peduli Pluralisme Damien Dematra berdialog dengan Walikota Gainesville, Florida, Craig Lowe, membahas cara menentang Hari Pembakaran Al-Quran 11 September 2010. Dialog dilakukan dini hari tadi lewat telekonferensi yang difasilitasi dan disiarkan BBC.
"Pemerintah Florida mengutuk rencana gila Terry Jones," ujar Damien. Demikian juga masyarakat kristen Amerika Serikat dan pemerintahnya. "Ini cuma ide gila Pendeta Jones, yang mengatasnamakan agama," katanya. Florida adalah basis Pendeta Jones.
Lembaga Penyiaran BBC juga akan memfasilitasi dialog antara Gerakan Peduli Pluralisme dan Pendeta Jones. "Semoga dengan dialog, dia bisa mengubah rencananya," kata Damien.


Sayang, hingga tiga hari menjelang Hari H, dialog itu belum terlaksana. "BBC sudah menghubunginya, jadi tergantung Pendeta Jones mau dialog atau tidak," kata sutradara film Obama Anak Menteng ini.

Hari Pembakaran Al-Quran digelar Sabtu mendatang untuk mengenang korban Tragedi 11 September, saat teroris menyerang New York dan Washington dan mengakibatkan ribuan orang tewas. Pendeta Jones dan ribuan pengikutnya bakal membakar Al-Quran sebagai simbol protes kepada "teroris kejam asal Timur Tengah".
Sebelumnya, kampanye 'international day of a burning Quran' yang disuarakan sekte kecil di Florida, menuai kecaman, bahkan dari publik Amerika Serikat sendiri. Koalisi antar umat beragama, diwakili pemimpin umat Islam, Kristen, dan Yahudi menentang aksi sentimen anti-muslim ini. Kata mereka, ini adalah penghianatan terhadap nilai-nilai tradisi AS.

Pembakaran kitab suci Al Quran yang dipimpin Terry Jones bisa dikategorikan sebagai kejahatan terhadap umat muslim. Apalagi, aksi yang akan dilakukan 11 September mendatang -- memperingati 9 tahun serangan teror di AS -- bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.

Selasa kemarin, para pemimpin umat beragama bertemu dengan Jaksa Agung AS, Eric Holder di Departemen Kehakiman. "Mengutip ucapan Jaksa Agung, rencana pembakaran Al Qur'an adalah tindakan yang 'idiot dan berbahaya'," kata ketua advokat muslim, Farhana Khera seperti dimuat Kantor Berita CNN, Rabu (8/9/2010).

"Meski itu mungkin tak melanggar hukum, dengan dalih kebebasan menyuarakan pendapat. Ini adalah tindakan yang melanggar nilai-nilai kesopanan."

Tentangan juga datang dari Gedung Putih. Melalui juru bicaranya, Robert Gibbs, pemerintahan Obama menilai aksi ini hanya akan menghasilkan kekacauan dan membahayakan tentara AS.

Juga dari pemimpin agama Kristen. "Aksi Anda melecehkan nama Yesus Kristus," tegas Richard Cizik, pendiri aliran Kristen, New Evangelical Partnership for the Common Good.

Aksi ini juga disesalkan walikota Florida, Craig Lowe . "Dove World Outreach Center hanya kelompok kecil, pinggiran, dan justru membawa malu bagi komunitas ini," ujarnya seperti diberitakan theglobeandmail.com.

Persatuan antar umat meminta pemerintahan Obama memberikan statemen yang jelas dan tegas, tentang komitmen AS menghormati kebebasan beragama dan mengutuk kejahatan yang didasarkan pada kebencian terhadap keyakinan tertentu.

Koran Vatikan juga menanggapi keras rencana pembakaran Qur'an. Kalimat 'No one burns the Koran' atau 'Tak Ada yang Bisa Membakar Qur'an' menjadi headline di harian L'Osservatore Romano, Selasa kemarin.

Artikel ini merangkum pendapat sejumlah uskup, yang mengutuk rencana itu dan menganggapnya bertentangan dengan sikap menghormati semua agama dan menentang doktrin dan keyakinan Kristiani."

Meski mendapat tentangan dan kecaman, Terry Jones, pemimpin sekte Dove World Outreach Centre -- yang hanya beranggotakan 50 orang, tetap akan melakukan aksinya.
Dia berdalih, aksi ini ditujukan pada pengikut aliran Islam radikal. Jones  mengaku mendapat lebih dari 100 ancaman mati, sehingga merasa perlu menyelipkan pistol di pinggangnya

Tidak ada komentar: