Kebijakan itu merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kuba meningkatkan produktivitas kerja di negara pulau tetangga Amerika Serikat (AS) itu.
Para karyawan pemerintah yang diberhentikan itu tidak lagi mendapatkan separuh gaji tetapi harus mencari sendiri sumber penghasilan mereka, kata Pusat Pekerja Kuba (CTC).
"Negara kami tidak bisa dan tidak harus terus-menerus mempertahankan perusahaan-perusahan ... dengan daftar gaji yang membubung, dan kerugian yang menggerus ekonomi jelas kontraproduktif, mendorong kebiasaan buruk dan melemahkan kinerja pekerja," katanya.
Lebih dari 500 ribu lapangan kerja di sektor publik akan dipangkas pada Maret 2011.
Kepada seorang wartawan Amerika Serikat (AS), Pemimpin Kuba Fidel Castro pekan lalu mengatakan, model ekonomi Kuba tidak lagi cocok.
Namun pemimpin berusia 84 tahun itu kemudian menegaskan bahwa dia kaget melihat pernyataannya itu ditulis apa adanya sekalipun dia maksudkan justru "sebaliknya".
Saudara Castro, Raul, yang kini menjabat presiden Kuba, mengatakan setahun lalu bahwa pemerintah ingin merelokasi lebih dari satu juta karyawan negara.
Kuba kini memiliki sekitar 4,9 juta orang tenaga kerja dari 11,2 juta jiwa penduduknya. Negara mengontrol 95 persen perekonomian.
Selama bertahun-tahun, pemerintah memberikan 60 persen gaji para karyawan yang dipecat selama mereka menunggu penempatan kerja baru.
Namun, menurut CTC, kebijakan pemberian 60 persen gaji itu tidak lagi memungkinkan. (Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar