selamat datang di blog saya dan jangan lupa follow

Selasa, September 14, 2010

Tentara Inggris di Afghanistan Diduga Memperdagangkan Heroin

Polisi militer Inggris menyelidiki pernyataan bahwa prajurit negara itu mungkin memperdagangkan heroin dari Afghanistan, kata Kementerian Pertahanan di London pada Minggu.

Penyelidikan dilancarkan atas tuduhan yang disebut pejabat "tidak berdasar" bahwa tentara membeli barang terlarang itu dan memakai pesawat tentara untuk membawanya ke luar dari negara terkoyak perang tersebut.

Pasukan Inggris di bandar udara di markas Benteng dan Kandahar diselidiki dan keamanan diperketat dengan tambahan anjing pelacak sebagai bagian dari tindakan keras itu.


"Kami menyadari tuduhan itu," kata wanita juru bicara kementerian tersebut.

"Walaupun tidak berdasar, kami menangani laporan tersebut dengan sangat sungguh-sungguh dan kami telah memperketat aturan, baik di Afghanistan maupun Inggris, termasuk melalui peningkatan penggunaan anjing pelacak terlatih," katanya.

Ia menambahkan bahwa jika ada tentara Inggris terbukti menyelundupkan narkotik, mereka akan merasakan hukum dengan berat sepenuhnya.

Afghanistan adalah penghasil terbesar heroin di dunia, dengan ekspor tahunan bernilai sampai dengan tiga miliar dolar Amerika Serikat (sekitar 27 triliun rupiah), yang membantu mengobarkan perlawanan hampir sembilan tahun Taliban.

Sekitar 10.000 tentara Inggris bertempur di Afghanistan sebagai bagian dari 150,000 serdadu asing, yang memerangi pejuang Taliban.

Sejumlah 335 tentara Inggris tewas di Afghanistan sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada akhir 2001 untuk menumbangkan pemerintah Taliban.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.

Pejuang hak asasi manusia Inggris meluncurkan upaya membawa pejabat pertahanan ke pengadilan atas tuduhan keterlibatan tentara negara itu dalam penembakan rakyat Afghanistan, kata laporan pada awal Agustus.

Puluhan ribu naskah rahasia tentara Amerika Serikat pada pekan lalu diterbitkan laman jagabaya WikiLeaks, yang merekam penembakan tidak biasa atas rakyat di Afghanistan melibatkan dua satuan tentara Inggris, kata koran "Guardian".

Phil Shiner, pengacara atas nama pegiat perdamaian Maya Evans, mengirim surat kepada Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox pada akhir pekan lalu, mendesak Departemen Pertahanan melakukan penyelidikan seksama, kata koran Inggris itu.

Naskah itu -yang pertama diungkapkan "Guardian", "New York Times" dan mingguan Jerman "Der Spiegel"- menyebut pembunuhan atas sedikit-dikitnya 26 warga, kata Shiner.

Wakil Perdana Menteri Inggris Nick Clegg pada ahir Agustus memastikan tugas tempur negaranya di Afghanistan berakhir pada 2015 dan berjanji melindungi pasukan garis depan dari pemotongan mendadak dalam anggaran pemerintah.

Pemerintah sedang mengaji pengeluaran seluruh departemen sebagai bagian dari penghematan untuk menghapus rekor defisit anggaran.

Rincian yang akan dipangkas akan diumumkan pada Oktober, tapi Clegg menyatakan pasukan garis depan akan dilindungi dari perubahan mendadak dalam pendanaan. (Ant)

Tidak ada komentar: